Monday, November 22, 2010

Memahami Bahasa Perut




Saat tubuh kekurangan nutrisi atau energi yang dilakukannya adalah mengirimkan sinyal rasa lapar. Karena itu memusuhi rasa lapar hanya akan membuat kita jauh dari keberhasilan saat menjalankan program diet. Malahan hal itu hanya akan membuat nafsu makan kita semakin meningkat.

Yang perlu kita lakukan menurut Dawn Jackson Blatner RD, ahli diet dari Amerika Serikat, adalah dengan melatih kepekaan seberapa kenyang dan lapar kita saat ini. Panduannya seperti berikut:

Sangat lapar : Tidak nyaman, perut terasa kosong, kepala pusing, dan rasanya gamang. Rasa gamang muncul karena kadar gula di dalam darah kita sudah menipis.

Lapar : Pikiran kita diajak untuk menerka-nerka menu apa yang ingin kita santap. Jika dalam waktu satu jam kita masih belum makan, bersiap-siaplah untuk masuk ke zona “sangat lapar”.

Agak lapar : Perut seolah bernyanyi karena lambung mulai berbunyi riuh. Respon yang kemudian kita berikan adalah mencari cara untuk meredam bunyi riuh tersebut. Fase ini adalah fase yang paling baik untuk makan.

Agak kenyang : Setelah bunyi riuh dari lambung diredam, kita bisa jadi sedikit lebih tenang. Tapi meskipun sudah diiisi namun perut tidak terasa penuh, itu artinya perut agak kenyang. Kita merasa relaks dan nyaman, walau terkadang masih suka teringat makanan tertentu.

Kenyang : Rasa lapar hilang dan perut terasa agak menggembung. Bila pada tahap ini kita terus menyantap makanan, maka sebenarnya makanan yang kita nikmati tidak seenak saat pertama kali kita mengunyahnya.

Sangat kenyang : Perut terlalu penuh, sehingga rasanya tidak nyaman. Kadang timbul sedikit sakit di perut karena asam lambung naik ke esofagus yang adalah saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung.

3 comments:

Sayi said...

aku makan nek laper ae...

nuk's said...

pantesan gak iso lemu...:))

Sang Hitam said...

....gara2 gak begitu doyan makan, berat badanku jadi 60...cihuyyy *gak usah diet dah nyusut dengan sendirinya*