Richa membuka email pribadinya dan ia mendapat kiriman email baru dari seseorang yang tak dikenalnya.
Isinya sebagai berikut :
-
Hai Richa,
Saya melihatmu setiap malam duduk di kantor sampai larut malam. Apakah kamu tak memiliki banyak teman? Apakah kamu tak ingin mengobrol-ngobrol dengan sahabatmu ? Kamu jangan terlalu malam kerja di kantor! Ini adalah nasehat dari lubuk hatiku.
Terima kasih,
Rahul Mehra.
-
Setelah membaca, Richa sangat marah kepada pengirimnya. Ia segera menghapus email tersebut sambil berkata dalam hatinya: “Siapakah orang ini yang memberiku nasihat ?” Lalu Richa kembali bekerja.
Setelah kejadian malam itu, setiap malam, Rahul, si pengirim email misterius, tetap mengirim email kepada Richa. Namun Richa segera menghapusnya tanpa dibaca terlebih dahulu isinya. Sampai pada suatu malam ia membaca “subyek” email yang dikirim oleh Rahul menarik perhatiannya. Richa kemudian membuka email tersebut dan membacanya.
Subyeknya bertuliskan “Hai Cantik”. Isinya sebagai berikut :
-
Hai Cantik,
Hari ini kamu kelihatan cantik sekali dengan gaun merahmu. Saya tahu bahwa setelah kamu menerima emailku yang pertama, kamu tidak pernah lagi membaca emailku yang kukirim kepadamu, karena kamu tidak suka akan nasehatku! Jadi hari ini aku tak akan memberimu nasehat, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku jatuh cinta padamu ! Tahukah kamu bahwa kamu itu cantik dan jika kamu peduli, maka banyak laki-laki akan jatuh cinta padamu !
Aku yakin pada suatu saat kamu akan jatuh cinta padaku, dan kita akan keluar kantor, pergi berpacaran.
Oh ya, sebelum aku akhiri email ini, aku harus mengatakan padamu bahwa sesuatu yang indah itu adalah senyuman.
Jaga dirimu sayang.
Cintamu,
Rahul Mehra.
-
Setelah membaca email tersebut, Richa terkejut sekali. Seseorang yang tak pernah ia temui, tak pernah ia lihat, tak pernah berbicara kepadanya, berani-beraninya mengatakan jatuh cinta kepada dirinya ! Timbul pertanyaan pada diri Richa bagaimana orang misterius itu mendapatkan identitas dirinya ? Dimanakah orang itu bertemu dengan dirinya ? Banyak pertanyaan lagi yang timbul dibenak Richa mengenai hal ini. Akhirnya Richa ingin memberi teguran kepada si pengirim email dan membalasnya.
-
Hai Rahul,
Saya tak ingin merusak karir anda, akan tetapi saya akan melaporkan anda kepada polisi jika anda tidak menghentikan mengirim email kepada saya.
Terima kasih dan salam,
Richa Jain.
-
Setelah Richa mengirim email teguran, kiriman email dari Rahul berhenti. Richa berpikir, bahwa Rahul akhirnya ketakutan dan tak berani mengirim email lagi kepadanya. Setelah beberapa malam berlalu, suatu malam Richa beristirahat di kursi kantornya dan memejamkan matanya. Ketika ia membuka matanya ia melihat email Rahul masuk ke email pribadinya. Richa penasaran dan kemudian membaca isinya :
-
Hai Cantik,
Apakah kamu membayangkan diriku sewaktu kamu memejamkan matamu ? Maaf kalau aku tak mengirim email kepadamu dalam beberapa hari ini. Aku sedikit sibuk. Aku yakin, pasti kamu merindukan diriku …..
Sebelum aku lupa, ada satu lagi yang akan kukatakan padamu, aku tidak takut pada polisi ! Karena polisi tak dapat menghentikan cintaku padamu …..!
Cintamu,
Rahul Mehra
-
Richa menyibak-nyibak rambutnya dan kemudian meletakkannya disamping telinganya. Pada saat itu pula email yang lain datang dari Rahul.
-
Hai Cantik,
Stop bermain-main dengan rambutmu dan tinggalkan kantormu, ini sudah larut malam !
Love,
Rahul Mehra.
-
Richa terkejut sekali bagaimana si pengirim email ini bisa mengetahui apa yang sedang ia perbuat di kantor. Ia kemudian bangkit dari kursinya dan mencari-cari apakah ada orang lain di lantai ruangan kantornya ? Namun ia tak menemukan siapapun, hanya bilik-bilik kosong yang ia temui. Kemudian Richa berniat meninggalkan kantornya. Sebelum sempat meninggalkan kantornya, ia melihat kiriman email baru dari Rahul. Isinya :
-
Hai Richa,
Engkau mencariku ? Rupanya kau mulai jatuh cinta padaku ….. !
Love,
Rahul Mehra.
-
Richa kembali terkejut bukan kepalang dan sangat ketakutan ! Ia segera mematikan komputernya dan lari keluar kantornya. Dalam beberapa hari berikutnya ia tak berniat sedikitpun untuk membuka email yang dikirim oleh Rahul. Pada suatu malam, email dengan subyek “Jangan takut padaku” masuk ke email Richa. Semula Richa tak ingin membacanya, namun akhirnya ia penasaran ingin tahu apa isi emailnya kali ini. Isinya :
-
Hai Richa,
“Jangan takut padaku ! Aku bisa mengatakan demikian karena aku melihatmu berlari keluar kantormu setelah kamu membaca emailku terakhir yang lalu. Aku tahu, beberapa menit kemudian kamu kembali sehabis kamu minum kopi. Kamu bertanya-tanya bagaimana aku tahu ? Aku tahu karena aku bisa merasakanmu di sekitarku.
Aku sangat dekat denganmu ! Aku duduk di sampingmu ! Aku selalu menunggumu setiap malam kapan kamu memiliki perasaan yang sama denganku ……
Yang selalu mencintaimu,
Rahul Mehra.
-
Richa mulai berpikir apakah Rahul sungguh-sungguh mencintainya ? Apakah yang ia katakan tentang cintanya adalah benar ? Bagaimana bisa ia mengatakan apa yang Richa lakukan dan apa yang tidak ? Richa berpikir dan berkata dalam hatinya: “Biarlah aku mencoba dan melihatnya apakah Rahul sungguh-sungguh mencintaiku atau tidak ?” Sejak malam itu Richa membalas email-email yang dikirim oleh Rahul kepadanya.
-
Isi email berikutnya dari Rahul :
Hai Richa,
Apakah kamu merasa terganggu bila aku memanggilmu Cantik ?
Love you,
Rahul Mehra.
–
Jawaban Richa :
Ya Rahul. Aku tak suka kata “Cantik” kau sebutkan!
Kamu cukup menulis Richa saja, nama kesayanganku !
Terima kasih dan salam,
Richa Jain.
-
Jawaban Rahul :
Richa, ketika saat itu aku merasa berbahagia dan bergairah, sehingga aku memanggilmu dengan nama Cantik ! Besok kamu akan menerima sertifikat yang membanggakan dirimu.
Love you,
Rahul Mehra.
-
Richa kembali terkejut bagaimana Rahul bisa mengetahui soal sertikat yang akan ia terima. Padahal ia tak pernah menceriterakan kepadanya !
-
Balasan Richa :
Rahul, siapa yang memberitahumu tentang diriku ? Aku tak pernah memberitahumu mengenai sertifikat, bagaimana kamu tahu ?
Terima kasih dan salam,
Richa Jain.
-
Rahul balik membalas :
Aku tahu, karena aku berada di depanmu ! Dapatkah kau melihatku ? Dapatkah kamu merasakan diriku dekat dengan dirimu ? Aku juga mengetahui bahwa 3 hari lagi kamu akan memperoleh kenaikan jabatan yang tidak kamu ketahui kecuali Personal Manajer mu. Apakah kamu mengira bahwa Personal Manajer akan menceritakan hal ini kepadaku ?
Love,
Raul Mehra.
-
Ia tahu bahwa tidak mungkin Personal Manajer akan memberi tahu kepada Rahul tentang kesemuanya itu, tetapi bagaimana Rahul mengetahui begitu banyak tentang dirinya ? Richa tak mampu menjawab misteri ini. Akhirnya ia memutuskan untuk menemui dan berbicara dengan Personal Manager, Rohan, untuk menceriterakan kesemua misteri ini.
Esoknya, Richa menemui Personal Manajer, Rohan, dan berkata :
“Bapak, saya ingin menanyakan kepada bapak sesuatu yang mengganggu saya.”
Rohan : “Silahkan Richa. Apakah ada masalah serius ?”
Richa : “Tidak. Saya hanya ingin mengetahui seseorang yang bernama Rahul Mehra, apakah bapak mengenalnya ?”
Rohan tampak terkejut ketika mendengar nama Rahul Mehra.
Rohan : “Mengapa kamu menanyakan nama tersebut ? Apakah ada orang yang menceritakan kepadamu ?”
Richa : “Tak seorangpun yang mengatakan kepada saya tentang Rahul. Beberapa hari yang lalu Rahul mulai mengirim email kepada saya. Awal-awalnya saya tak memperdulikannya, namun kemudian setelah ia memberi tahu hal-hal yang detail tentang diri saya, mulailah saya memperhatikannya. Bahkan ia mengetahui hari kenaikan jabatan saya yang akan datang.”
Rohan : “Apakah kamu yakin bahwa kamu mendapat email itu itu dari Rahul Mehra ?
Richa : “Ya saya yakin betul ! Tetapi mengapa bapak kelihatan terkejut sekali ketika saya menyebutkan nama Rahul Mehra ?”
Rohan : “Ya saya terkejut karena Rahul Mehra telah meninggal dunia 2 tahun yang lalu ! Ia menduduki kursi yang sama dimana kamu duduk bekerja …. ! Bagaimana orang sudah mati bisa mengirim email kepadamu.”
Richa shok berat mendengarnya. Ia tak tahu bagaimana mananggapi hal ini.
Rohan : Kalau kamu tidak percaya, coba kamu temukan nomor telepon Rahul di “direktori komputer” yang menyimpan data karyawan kantor kita. Lalu coba kamu telepon ke rumahnya dan tanyakan tentang Rahul, pasti orang rumah akan menerangkan soal kematian Rahul. Jika kamu menceriterakan kepada mereka bahwa kamu menerima email dari Rahul, pasti kamu dianggap “stress berat” yang menimbulkan halusinasi.
Richa : “Saya tidak berhalusinasi sedikitpun Pak ! Rahul benar-benar mengirim email kepada saya ! Saya akan tunjukkan ke bapak kotak email saya yang berisi kiriman email-email dari Rahul !”
Rohan : “Oke Richa, saya percaya padamu, namun sebaiknya kamu perlu beristirahat dan pulanglah ke rumah !”
Richa tetap “shok” karena mendapat informasi tentang kematian Rahul dari Rohan. Richa berusaha mencari data Rahul Mehra di “direktori komputer”, namun selalu ditolak berkali-kali oleh mesin komputer dengan munculnya tulisan “No matches found for the given search criteria” (tak ada yang sesuai dengan kreteria yang dicari).
Richa tak yakin bahwa ada seseorang yang membobol (hack) sistem komputer kantornya dan mengirim email kepadanya dengan identitas email Rahul yang tak ada di direktori. Kemudian Richa “mem-forward” email-amail dari Rahul kepada Personal Manajer, Rohan, untuk membuktikan bahwa ia tidak berhalusinasi.
Ketika Rohan membaca email-email Rahul yang dikirim oleh Richan, Rohan sangat terkejut, kemudian menghampiri meja Richa.
Rohan : “Saya rasa pasti ada seseorang yang membobol data Rahul di direktori komputer, dan kemudian menggunakan emailnya untuk mengirim email ke kamu, Richa !”
Richa : Tapi Pak, saya telah mencek berulang-ulang data Rahul di direktori, namun tak ditemukan sama sekali !”
Rohan : “Coba panggilkan pegawai kita ahli komputer dan suruh dia memeriksanya !”
Richa memanggil pegawai ahli komputer. Mereka bersama-sama memeriksa sistem komputer Richa dan melihat email yang dikirim oleh Rahul Mehra. Ternyata email Rahul dikirim dari komputer yang sama yang di pakai oleh Richa ! Sungguh aneh, bagaimana email Rahul bisa dikirim melalui sistem komputer Richa dan dari orang tak tercatat identitasnya ?
Tak ada virus atau gangguan lainnya yang ditemukan pada sistem komputer Richa. Anti virus yang dipasang pada komputer sangat canggih dan keluaran terbaru. Hampir seharian waktu dihabiskan untuk memecahkan teka-teki namun tanpa hasil, bagaimana bisa Richa menerima email dari Rahul tersebut. Richa sangat lelah hari itu dan memutuskan pulang lebih awal dari biasanya.
Esoknya ketika Richa masuk kantor, ia melihat kiriman email baru berasal dari Rahul Mehra ! Ia bimbang apakah ia akan menghapus atau membacanya ? Ia merasa takut untuk membukanya. Akhirnya ia memberanikan diri untuk membacanya. Isi emailnya sebagai berikut :
-
Hai Richa,
Aku akan senang melihatmu jika malam hari ini kamu pulang lebih awal. Aku tahu bahwa Rohan telah memberi tahu kepadamu soal kematianku. Aku adalah seorang “pecandu kerja” (workaholic) seperti dirimu ! Aku sering duduk bekerja di kantor sampai jauh larut malam, walaupun pekerja lainnya telah pulang. Waktuku banyak kuhabiskan di kantor. Aku tak memiliki teman dekat, tak ada kehidupan sosial. Walaupun libur di akhir pekan, aku tetap masuk ke kantor.
Semasa hidupku aku kehilangan segala hal yang menyenangkan. Bahkan juga sewaktu aku mati ketika aku sedang bekerja keras di kantor ! Jasadku ditemukan oleh penjaga malam kantor. Aku mengalami stres berat akibat terlalu larut bekerja, sehingga akhirnya aku tak kuat lagi menanggungnya pada malam itu. Aku tak memperdulikan semua penyakit yang kuderita, sehingga pada malam hari itu (jam 13.10) akibat kesehatanku yang memburuk akhirnya aku meninggal dunia !
Kini aku sungguh-sungguh mencintaimu Richa. Aku senang jika engkau mulai malam ini pulang lebih awal sehingga kesehatanmu terjaga, namun tentu saja aku akan berbahagia jika engkau mengalami kematian untuk bertemu dengan diriku …….
Love you always.
Yang menanti kematianmu,
Rahul Mehra.
sumber : klik
No comments:
Post a Comment